Sampah Plastik: Ancaman Serius dan Senyap Bagi Bumi

Sampah Plastik: Ancaman Serius dan Senyap Bagi Bumi

Sampah plastik ancaman serius dan telah menjadi salah satu masalah lingkungan terbesar di Indonesia dan dunia. Dengan pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi yang terus meningkat, timbunan sampah semakin menggunung, terutama sampah plastik yang sulit terurai. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), setiap tahun Indonesia menghasilkan sekitar 64 juta ton sampah, dan sekitar 7,68 juta ton atau 12% di antaranya adalah sampah plastik. Angka ini menunjukkan betapa kritisnya tantangan pengelolaan sampah, khususnya plastik, di negeri ini. Hari Lingkungan Sedunia 2025 mengusung tema “Beat Plastic Pollution” atau “Hentikan Polusi Plastik” untuk menggugah kesadaran global akan dampak buruk sampah plastik terhadap lingkungan dan kehidupan. Artikel ini akan membahas mengapa tema ini relevan, dampak sampah plastik, serta solusi pengelolaan sampah yang efektif.

Mengapa Sampah Plastik Jadi Ancaman Serius?

Sampah plastik memiliki sifat yang sulit terurai, membuatnya menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Sebagai contoh, kantong plastik membutuhkan waktu 10-20 tahun untuk terurai, sementara botol plastik bahkan bisa bertahan hingga 450 tahun atau lebih. Popok sekali pakai dan styrofoam bahkan lebih parah, dengan waktu penguraian hingga ratusan tahun atau bahkan tidak terurai secara alami. Data global menunjukkan bahwa sekitar 11 juta ton sampah plastik bocor ke ekosistem air setiap tahun, mencemari laut, sungai, dan danau. Mikroplastik, partikel kecil dari plastik yang berasal dari limbah atau produk pertanian, juga mencemari tanah melalui limbah domestik dan tempat pembuangan akhir (TPA).

Polusi plastik memperburuk triple planetary crisis: krisis perubahan iklim, krisis kehilangan keanekaragaman hayati, serta krisis polusi dan limbah. Plastik yang terakumulasi di laut mengancam kehidupan biota laut, sementara mikroplastik di tanah merusak kesuburan dan ekosistem darat. Di Indonesia, masalah ini diperparah oleh kurangnya infrastruktur pengelolaan sampah yang memadai, rendahnya kesadaran masyarakat, dan tingginya penggunaan plastik sekali pakai.

Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Hari Lingkungan Sedunia 2025: Mengapa Fokus pada Polusi Plastik?

Tema “Beat Plastic Pollution” yang diusung Hari Lingkungan Sedunia 2025 bukanlah tanpa alasan. Plastik, meskipun praktis dan murah, telah menjadi penyumbang utama kerusakan lingkungan. Produksi plastik global terus meningkat, tetapi hanya sebagian kecil yang didaur ulang. Sisanya berakhir di TPA, sungai, atau laut, menciptakan polusi yang sulit dikendalikan. Tema ini mengajak semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pelaku industri untuk bertindak nyata dalam mengurangi penggunaan plastik, meningkatkan daur ulang, dan mencari alternatif ramah lingkungan.

Hari Lingkungan Sedunia tanggal 5 Juni 2025 menjadi momentum untuk memperkuat komitmen global dalam mengatasi polusi plastik. Dengan fokus pada pengurangan sampah plastik, tema ini mendorong inovasi teknologi, kebijakan yang lebih ketat, dan perubahan perilaku konsumen. Di Indonesia, tema ini relevan karena tingginya ketergantungan pada plastik sekali pakai, seperti kemasan makanan, botol minuman, dan kantong belanja.

Sampah Plastik Ancaman Serius Bagi Lingkungan dan Kesehatan

Sampah plastik tidak hanya merusak ekosistem, tetapi juga berdampak pada kesehatan manusia. Mikroplastik yang masuk ke rantai makanan melalui ikan atau hasil pertanian dapat mengandung bahan kimia berbahaya seperti BPA (Bisphenol A) yang mengganggu sistem endokrin. Selain itu, tumpukan sampah plastik di TPA sering kali menjadi sarang penyakit dan menyebabkan pencemaran air tanah.

Di laut, sampah plastik membunuh jutaan biota laut setiap tahun. Penyu, burung laut, dan ikan sering kali memakan plastik yang mereka kira makanan, menyebabkan kematian akibat penyumbatan saluran pencernaan. Di darat, pembakaran sampah plastik menghasilkan emisi beracun yang memperburuk polusi udara dan berkontribusi pada perubahan iklim.

Solusi Pengelolaan Sampah Plastik yang Efektif

Untuk mengatasi masalah sampah plastik, diperlukan pendekatan terpadu yang melibatkan semua pihak. Berikut adalah beberapa solusi yang dapat diterapkan:

  1. Mengurangi Penggunaan Plastik Sekali Pakai

Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai adalah langkah awal yang efektif. Masyarakat dapat beralih ke alternatif ramah lingkungan, seperti tas kain, botol minum reusable, atau wadah makanan dari bahan biodegradable. Pemerintah juga perlu memperkuat regulasi, seperti larangan penggunaan kantong plastik di toko-toko.

  1. Meningkatkan Sistem Daur Ulang

Daur ulang adalah kunci untuk mengurangi timbunan sampah plastik. Namun, di Indonesia, hanya sekitar 9% sampah plastik yang didaur ulang. Perusahaan dan pemerintah dapat berinvestasi dalam teknologi daur ulang modern dan membangun fasilitas pengolahan sampah yang memadai. Kami dapat membantu Anda terkait pengelolaan sampah dan limbah B3, termasuk pembuatan peta jalan pengurangan sampah, yang sangat penting bagi produsen atau perusahaan untuk memenuhi tanggung jawab lingkungan.

  1. Edukasi dan Kampanye Kesadaran Masyarakat

Edukasi masyarakat tentang bahaya sampah plastik dan pentingnya pengelolaan sampah yang baik perlu ditingkatkan. Kampanye seperti Hari Lingkungan Sedunia dapat menjadi platform untuk menyebarkan informasi dan mengajak masyarakat berpartisipasi dalam aksi nyata, seperti pembersihan pantai atau pengumpulan sampah plastik.

  1. Inovasi Produk Ramah Lingkungan

Pelaku industri dapat berinovasi dengan menciptakan produk alternatif yang lebih mudah terurai, seperti plastik berbasis pati atau bahan kompos. Investasi dalam penelitian dan pengembangan teknologi hijau juga dapat mengurangi ketergantungan pada plastik konvensional.

Peran Produsen dan Perusahaan dalam Pengelolaan Sampah

Produsen dan perusahaan memiliki tanggung jawab besar dalam mengurangi sampah plastik. Dengan menerapkan prinsip ekonomi sirkular, perusahaan dapat mendesain produk yang mudah didaur ulang atau menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan. Selain itu, pembuatan peta jalan pengurangan sampah dapat membantu perusahaan menetapkan target pengelolaan limbah yang jelas dan terukur. Kami siap membantu Anda dalam menyusun strategi pengelolaan sampah dan limbah B3, memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan, dan mendukung keberlanjutan bisnis Anda.

Dengan timbunan sampah plastik yang mencapai jutaan ton setiap tahun, Indonesia dan dunia harus bersatu untuk mengurangi penggunaan plastik, meningkatkan daur ulang, dan mendorong inovasi ramah lingkungan. Setiap individu, komunitas, dan perusahaan memiliki peran penting dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih dan sehat. Mari kita mulai dari langkah kecil, seperti membawa tas belanja sendiri atau mendaur ulang sampah di rumah, untuk menciptakan perubahan besar bagi bumi kita.

 

Apa itu AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan?

Apa itu AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan?

Apa itu AMDAL atau Analisis Mengenai Dampak Lingkungan?

Untuk Usaha Aman dan Berkelanjutan

Dalam era pembangunan yang pesat, penting bagi setiap proyek untuk mempertimbangkan dampak lingkungannya. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), atau Environmental Impact Assessment (EIA), adalah alat krusial yang memastikan bahwa proyek-proyek pembangunan tidak merugikan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Lalu, Sebenarnya Apa itu AMDAL?

AMDAL adalah proses sistematis untuk mengidentifikasi, memprediksi, dan mengevaluasi dampak lingkungan dari suatu proyek sebelum pelaksanaannya. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa keputusan pembangunan mempertimbangkan aspek lingkungan secara menyeluruh.

Jenis-jenis AMDAL

Analisis mengenai dampak lingkungan dikategorikan berdasarkan karakteristik proyek dan skala dampaknya. Pemilahan ini penting karena setiap jenis AMDAL memiliki pendekatan penyusunan, lingkup kajian, dan kedalaman analisis yang berbeda. Berikut jenis-jenis AMDAL:

AMDAL yang disusun untuk satu jenis usaha dan/atau kegiatan yang dilakukan oleh satu pemrakarsa (perusahaan/perorangan). Jenis ini fokus hanya pada satu kegiatan dan lokasi serta relative sederhana. Contohnya seperti pembangunan pabrik semen, hotel atau resort oleh satu pengembang.

AMDAL yang disusun untuk beberapa jenis usaha dan/atau kegiatan yang saling terkait, dalam satu kesatuan sistem dan dikelola oleh satu pemrakarsa. Jenis ini melibatkan banyak aspek kegiatan yang saling mempengaruhi dampak, cocok untuk proyek kawasan yang terintegrasi dalam skala besar. Contohnya seperti proyek kawasan industri yang mencakup pembangunan jalan, sistem air limbah, pembangkit listrik, dan fasilitas manufaktur.

AMDAL yang disusun untuk satu jenis usaha/kegiatan yang dilakukan di beberapa lokasi berbeda, tetapi masih dalam satu kesatuan perencanaan dan oleh satu pemrakarsa. Jenis ini harus mempertimbangkan kondisi ekologis dan social tiap lokasi, sehingga perlu strategi spesifik untuk tiap tempatnya. Contohnya seperti pembangunan gudang penyimpanan LPG di beberapa pelabuhan.

AMDAL yang disusun untuk berbagai jenis kegiatan/usaha yang ada dalam satu kawasan yang dikelola oleh satu badan pengelola, namun masing-masing usaha dikelola oleh pemrakarsa berbeda. Jenis ini disusun oleh badan pengelola kawasan, bukan oleh masing-masing tenant sehingga mempermudah pengendalian dampak secara kolektif. Contohnya kawasan ekonomi khusus (KEK) yang mencakup pelabuhan, perhotelan, dan jasa logistik.

Tantangan dalam Penyusunan AMDAL

Penyusunan AMDAL merupakan proses kompleks yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga sangat teknis dan strategis. Oleh karena itu, banyak tantangan yang kerap muncul selama penyusunannya, diantaranya:

  1. Kompleksitas Teknis: melibatkan analisis multidisiplin: ekologi, social, ekonomi, kesehatan masyarakat, lingkungan, dan lain-lain. Tidak semua perusahaan memiliki tenaga ahli atau alat untuk melakukan analisis ini secara tepat.
  2. Keakuratan Data: Pengambilan data lapangan (sampling air, udara, tanah, biodiversitas) harus dilakukan dengan metode ilmiah yang tepat. Seringkali perusahaan kesulitan mengakses atau mengumpulkan data ini sendiri.
  3. Pelibatan Masyarakat: proses AMDAL mewajibkan pelibatan masyarakat terdampak, baik melalui pengumuman, pengumpulan SPT (Saran, Pendapat, Tanggapan), maupun konsultasi publik. Jika tidak dilakukan dengan baik, bisa memicu konflik atau penolakan proyek. Konsultan tahu bagaimana menyusun strategi komunikasi yang efektif dan etis.
  4. Koordinasi Lintas Sektor: penyusunan AMDAL membutuhkan koordinasi antar pemrakarsa, pemerintah, dinas lingkungan hidup, akademisi, masyarakat, dan bahkan NGO. Koordinasi ini memerlukan diplomasi, jaringan kerja, dan pengalaman dalam memfasilitasi proses partisipatif. Namun, tidak semua perusahaan mampu berkoordinasi dengan efektif.
AMDAL (3)

Mengapa Harus Diserahkan ke Tim Kami?

Sebagai konsultan lingkungan, kami:

  1. Menyediakan keahlian teknis lintas bidang (biologi, sosial, teknik, lingkungan dll) yang mampu menyusun Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) secara profesional.
  2. Memiliki pengalaman lapangan yang mumpuni dan telah menangani berbagai proyek AMDAL
  3. Kami tahu jalur tepat untuk mempercepat proses penilaian AMDAL tanpa mengorbankan kualitas. Kami siap membantu Anda lebih cepat mendapatkan persetujuan lingkungan dan memulai operasional.
  4. Kami memiliki kemampuan untuk menyusun laporan secara profesional, didukung oleh komunikasi yang efektif, kolaborasi yang solid, serta berkomitmen untuk menyelesaikan proyek secara tepat waktu dan berkualitas.

AMDAL adalah alat penting untuk memastikan bahwa pembangunan berlangsung secara berkelanjutan dan bertanggung jawab. Penyusunan AMDAL bukan sekadar dokumen administratif, tapi fondasi bagi keberlanjutan proyek Anda. Menyerahkan proses ini kepada KAMI bukan hanya soal kemudahan, tetapi investasi cerdas untuk:

  • Mempercepat realisasi proyek
  • Menjaga reputasi perusahaan
  • Memastikan keberlanjutan lingkungan dan sosial

Jika Anda ingin proyek Anda lolos tanpa hambatan, Kami siap membantu dari awal hingga tuntas. Apakah Anda sudah memiliki rencana kegiatan yang ingin dikaji? Diskusi dengan tim kami sekarang!

Kajian Kebisingan Profesional

Kajian Kebisingan Profesional

Kajian Kebisingan Profesional

Pahami Tingkat Kebisingan, Patuhi Regulasi

Kajian Kebisingan Profesional

Kebisingan di lingkungan kerja atau area operasional Anda seringkali menjadi faktor yang terabaikan, namun dampaknya bisa terasa di berbagai aspek. Apakah Anda sedang menghadapi tantangan berikut?

Jika salah satu atau beberapa pertanyaan di atas relevan dengan kondisi Anda saat ini, Anda berada di tempat yang tepat. Kebisingan bukan hanya soal gangguan sesaat, tetapi menyangkut kesehatan, keselamatan, produktivitas, dan kepatuhan hukum.

MELAYANI KAJIAN KEBISINGAN DALAM RUANGAN (INDOOR) DAN LUAR RUANG (OUTDOOR)

Kajian kebisingan merupakan studi untuk mengukur, menganalisis, dan mengelola tingkat suara yang mengganggu di suatu lingkungan. Tujuannya adalah mengevaluasi dampak kebisingan terhadap kenyamanan, kesehatan, dan keselamatan, serta merancang solusi untuk mengurangi polusi suara.

Kebisingan

Kami siap membantu, memberikan masukan dan evaluasi terkait kebisingan. Kajian kebisingan kami sangat customized tergantung kebutuhan perusahaan Anda.

Kami memahami bahwa kebisingan bukan sekadar gangguan, kebisingan dapat memengaruhi produktivitas, kesehatan, hingga kepatuhan hukum perusahaan.

Mengapa Memilih Lensa Lingkungan untuk Kajian Kebisingan Anda?

Kami sadar setiap industri dan lokasi memiliki karakteristik kebisingan yang berbeda. Oleh karena itu, lingkup kajian kami rancang spesifik sesuai dengan tujuan dan kebutuhan unik perusahaan Anda. Kami mendengarkan Anda.

Kajian Kebisingan akan ditangani oleh tim ahli yang berpengalaman.

Tujuan akhir kami bukan hanya menyajikan data, kami akan memberikan solusi dan rekomendasi yang benar-benar bisa Anda implementasikan untuk Perusahaan Anda. Kami mempertimbangkan aspek teknis, operasional, dan biaya.

Kami membantu Anda memahami implikasi hasil kajian terhadap peraturan yang berlaku dan memberikan dasar yang kuat untuk pelaporan lingkungan.

Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut atau ingin mendiskusikan kebutuhan spesifik Perusahaan Anda?

Kami Siap Membantu Anda!

Jasa solusi masalah bau perusahaan

Jasa solusi masalah bau perusahaan

Punya masalah bau yang buat
masyarakat protes?

Kami beri solusi untuk Perusahaan Anda

Kami beberapa kali membantu perusahaan yang memiliki masalah bau di perusahaannya. Banyak latar belakang atau masalah yang mendasarinya.

Sekarang silakan cermati, apakah di perusahaan Anda saat ini memiliki satu di antara masalah bau di bawah ini?

Protes dan Keluhan dari Tetangga Sekitar

Bila ada aduan dari penduduk sekitar mengenai bau yang berasal dari operasi bisnis Anda, ini bisa merusak hubungan baik dengan komunitas, apalagi jika mereka sudah melapor ke Dinas Lingkungan Hidup setempat dan masuk berita. Kondisi ini memerlukan tindakan cepat untuk menghindari konflik yang lebih besar dan mempertahankan reputasi perusahaan di mata publik, terlebih untuk menghindari sanksi hukum. Di antara alasan lain, alasan ini paling sering kami jumpai. Apalagi regulasi di Indonesia tentang bau sangat sedikit. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 50 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebauan menentukan beberapa parameter bau dan itu tidak mewakili keadaan di lapangan

Keluhan Berulang dari Karyawan

Jika perusahaan mulai menerima keluhan berulang dari karyawan mengenai bau yang mengganggu di area kerja, ini adalah pertanda serius. Bau dapat mempengaruhi mood kerja, konsentrasi, dan kesehatan mereka. Dalam situasi ini, penting untuk segera mencarikan solusi demi kesejahteraan karyawan dan produktivitas yang optimal.

Kasus kebauan memang sangat kompleks dan sering kali menyebabkan kerugian bagi perusahaan

Berikut adalah beberapa kasus kebauan di Indonesia selama tiga tahun terakhir berdasarkan laporan yang tersedia

Usaha Penjemuran Kotoran Ayam terjadi di Blitar tahun 2023

Sumber bau diduga berasal dari proses produksi bahan penguat rasa (MSG), akibatnya perusahaan menghentikan operasi pengolahan bahan yang diduga menjadi sumber bau dan melakukan uji kebauan bekerja sama dengan laboratorium independen.

PT Daesang Ingredients Indonesia (Gresik, 2024)

Diduga bau yang tercium adalah amonia dari usaha penjemuran kotoran ayam yang juga mencemari sumber air setempat. Sumber kebauannya diduga dari limbah kotoran ayam yang tidak dikelola.

Dan masih banyak lagi. Solusinya memang kompleks dan perlu kajian khusus karena sumber kebauan belum tentu sesederhana itu. Kami share beberapa contoh kasus:

Sumber bau yang berasal dari air limbah, maka penyebabnya adalah prosesnya itu sendiri atau dari IPAL yang tidak optimal. Kalau penyebabnya proses, maka perlu dianalisis proses mana penyebabnya dan perlu dievaluasi apakah proses tersebut harus diganti sistemnya. Jika dari IPAL, maka IPAL perlu dievaluasi pada item yang mana yang mengalami kendala, bisa jadi bahan kimia kurang atau lainnya. Solusi paling akhir biasanya adalah menyemprotkan sesuatu kepada IPALnya menggunakan bahan kimia penetral bau.

Dengan menyerahkan pekerjaan ini kepada kami, maka banyak manfaat yang Anda peroleh:

Konsultan Pendampingan PROPER untuk Industri Agrokimia

Konsultan Pendampingan PROPER untuk Industri Agrokimia

Industri agrokimia adalah salah satu sektor penting yang mendukung keberlanjutan pertanian modern, terutama di negara agraris seperti Indonesia. Namun, di balik kontribusinya yang besar terhadap ketahanan pangan, sektor ini juga menghadapi tantangan lingkungan yang serius.

Konsultan Pendampingan PROPER untuk Industri Agrokimia

Sebagai bagian dari upaya menjaga keberlanjutan, pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerapkan program PROPER (Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan). Program ini bertujuan untuk mendorong perusahaan agar lebih peduli pada aspek lingkungan dan sosial.

kami akan membahas pentingnya pendampingan PROPER untuk industri agrokimia, bagaimana sektor ini bisa meningkatkan kinerja lingkungannya, dan contoh sukses perusahaan yang berhasil meraih peringkat PROPER.

Apa Itu Industri Agrokimia?

Industri agrokimia adalah sektor yang menghasilkan berbagai produk berbasis kimia untuk mendukung pertanian. Beberapa contoh produk dari industri ini meliputi:

  1. Pupuk: Membantu meningkatkan kesuburan tanah dan hasil panen.
  2. Pestisida: Melindungi tanaman dari hama dan penyakit.
  3. Herbisida: Digunakan untuk mengontrol gulma yang mengganggu pertumbuhan tanaman.
  4. Adjuvant: Zat tambahan yang meningkatkan efektivitas pestisida.
  5. Benih Rekayasa Genetika: Benih yang dirancang khusus agar lebih tahan terhadap kondisi ekstrem atau serangan hama.

Di Indonesia, industri agrokimia mulai berkembang sejak era 1970-an, ketika pemerintah memperkenalkan program intensifikasi pertanian untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Hingga kini, sektor ini menjadi tulang punggung pertanian modern.

Tantangan yang Dihadapi Industri Agrokimia

Industri agrokimia memang berperan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan pertanian. Membantu petani untuk meningkatkan hasil panennya, dengan menggunakan pestisida dan pupuk kimia. Meskipun bahan-bahan ini memang bisa membuat tanaman tumbuh subur dan terhindar dari hama penyakit, namun juga ada sisi buruknya, lho.

Limbah produksi yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat mencemari tanah, air, dan udara. Pestisida yang terbawa aliran air, misalnya, dapat mencemari sumber air minum dan mengancam kehidupan akuatik. Selain itu, penggunaan pupuk kimia secara berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi perairan, yaitu pertumbuhan alga yang berlebihan akibat kelebihan nutrisi.

Paparan bahan kimia agrokimia dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, baik bagi pekerja di industri tersebut maupun masyarakat umum. Pestisida berpotensi dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, gangguan hormonal, hingga kanker. Penggunaan pupuk kimia yang tidak tepat juga dapat menyebabkan keracunan bagi petani dan konsumen.

Penggunaan pupuk kimia secara terus-menerus dapat merusak struktur tanah dan mengurangi kandungan bahan organik. Hal ini menyebabkan penurunan kesuburan tanah, sehingga tanaman menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan hama. Selain itu, penggunaan pupuk kimia juga dapat menyebabkan masalah salinitas tanah, yaitu peningkatan kadar garam dalam tanah.

Meningkatnya kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan telah mendorong pemerintah untuk memperketat regulasi di sektor agrokimia. Perusahaan agrokimia dituntut untuk menerapkan praktik produksi yang lebih ramah lingkungan dan mengurangi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi industri yang selama ini terbiasa beroperasi dengan sedikit kendala regulasi.

Mengapa Industri Agrokimia Membutuhkan Pendampingan PROPER?

Bagi perusahaan di sektor industri agrokimia, yang ingin meraih peringkat PROPER di tahun berikutnya, maka memerlukan pendampingan PROPER untuk industri agrokimia segera. Peringkat PROPER tidak dapat diraih dalam waktu singkat. Proses penilaian PROPER melibatkan berbagai aspek, mulai dari pengelolaan limbah hingga pelaporan data lingkungan. Perusahaan yang ingin meraih peringkat yang lebih baik di tahun berikutnya perlu melakukan persiapan yang matang. PROPER berguna untuk meningkatkan kinerja lingkungan, memenuhi persyaratan hukum, dan mendapatkan kepercayaan dari para stakeholder dan masyarakat umum.

Cara Industri Agrokimia Meraih Peringkat PROPER

Untuk meraih peringkat PROPER yang baik, perusahaan perlu melakukan beberapa langkah penting, diantaranya yaitu perusahaan perlu berkomitmen pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Ini mencakup pengelolaan limbah secara efektif dengan teknologi modern, efisiensi energi melalui pemanfaatan sumber daya terbarukan atau optimasi penggunaan energi, serta pengembangan produk yang ramah lingkungan. Selain itu, melibatkan masyarakat dalam program CSR dan melakukan audit lingkungan secara berkala juga penting untuk memastikan

Contoh Sukses Perusahaan Agrokimia

Salah satu contoh sukses perusahaan agrokimia yang meraih PROPER adalah PT Petrokimia Gresik, perusahaan yang berhasil meraih peringkat Emas dalam PROPER 3 tahun berturut-turut sejak 2021. Beberapa strategi yang diterapkan perusahaan ini antara lain:

  1. Program Komunitas Pembangunan (Comdev) Lingkungan Peternakan Sapi
  2. Efisiensi energi dan pengelolaan limbah sesuai dengan peraturan Pemerintah
  3. Program Eco-Innovasi berdasarkan siklus LCA (Life-Cycle Assessment) cradle to grave
  4. Visi Baru dan Strategi Pembangunan

Daftar Perusahaan Agrokimia di Indonesia

Berikut adalah beberapa perusahaan yang bergerak di sektor agrokimia di Indonesia:

  1. PT Petrokimia Gresik
  2. PT Mitra Sukses Agrindo
  3. PT Satya Agrindo Perkasa
  4. PT BASF indonesia
  5. PT Bayer Indnesia
  6. PT Propadu Konair Tarahubun (PT PKT)
  7. PT All Cosmos Indonesia
  8. PT Kurnia Agro Lestari

Konsultasi dengan Lensa Lingkungan Pendampingan PROPER untuk Industri Agrokimia

Mengelola dampak lingkungan dari industri agrokimia bukanlah tugas yang mudah. Kami di Lensa Lingkungan siap membantu perusahaan Anda melalui layanan pendampingan PROPER yang komprehensif. Dengan pengalaman kami, kami akan memastikan bahwa perusahaan Anda dapat memenuhi standar PROPER dan memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.

Ingin tahu lebih lanjut? Klik di sini sekarang dan jadwalkan konsultasi dengan tim kami.

 

Parameter Penilaian PROPER Berdasar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1 Tahun 2021

Parameter Penilaian PROPER Berdasar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1 Tahun 2021

Pernah mendengar istilah PROPER? Bagi para pelaku bisnis, khususnya yang bergerak di bidang industri, istilah ini tentu sudah tidak asing lagi. PROPER, atau Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, merupakan rapor bagi perusahaan dalam menjaga lingkungan.

PROPER menjadi tolok ukur keseriusan perusahaan dalam mengelola dampak lingkungan dari aktivitasnya. Lebih dari sekadar menilai kepatuhan terhadap aturan, PROPER sebuah dorongan bagi perusahaan untuk terus berbenah dan mencapai standar pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

Tapi, apa sebenarnya yang dinilai dalam PROPER ini? Bagaimana parameter penilaian PROPER berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1 Tahun 2021?

Dua Aspek Utama Penilaian PROPER

Memahami parameter penilaian PROPER, bisa merujuk pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1 Tahun 2021 Pasal 16 ayat 2. Secara garis besar, penilaian PROPER dilakukan terhadap dua aspek utama:

a. Ketaatan terhadap Peraturan Perundang-undangan

Aspek pertama ini menilai seberapa patuh perusahaan dalam menaati peraturan di bidang lingkungan hidup. Hampir semua industri pasti bersinggungan dengan air, udara, dan menghasilkan limbah. Oleh karena itu, PROPER hadir untuk memastikan bahwa setiap industri mengelola aspek-aspek tersebut dengan baik dan bertanggung jawab.

Delapan poin penting yang menjadi fokus penilaian antara lain:

  1. Pengendalian Pencemaran Air: Bagaimana perusahaan mengelola air limbah dan memastikan tidak mencemari sumber air. Khusus bagi industri yang sangat bergantung pada air, seperti industri air minum dalam kemasan, PROPER juga menilai upaya mereka dalam menjaga kelestarian sumber air.
  2. Pemeliharaan Sumber Air: Upaya perusahaan dalam menjaga kualitas dan kuantitas sumber air yang digunakan, termasuk upaya konservasi dan perlindungan sumber air.
  3. Pengendalian Pencemaran Udara: Setiap industri pasti menghasilkan emisi gas. PROPER menilai seberapa baik perusahaan mengendalikan emisi tersebut agar tidak mencemari udara.
  4. Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun): Pengelolaan limbah B3 harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk mencegah dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.
  5. Pengelolaan Limbah Non-B3: Meskipun tidak seberbahaya limbah B3, limbah non-B3 juga perlu dikelola dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.
  6. Pengelolaan B3: Dalam hal pengelolaan, B3 diklasifikasikan menjadi B3 yang dapat dipergunakan, B3 yang dilarang dipergunakan, B3 terbatas dipergunakan
  7. Pengendalian Kerusakan Lahan: Industri seperti pertambangan yang menggunakan lahan dalam skala besar, wajib menjaga dan memulihkan lahan agar tidak terjadi kerusakan.
  8. Pengelolaan Sampah: Perusahaan harus memiliki sistem pengelolaan sampah yang baik, mulai dari pemilahan, pengurangan, hingga pengolahan sampah.

Mari kita lihat contoh pada poin pertama, yaitu pengendalian pencemaran air. Hampir semua industri pasti menggunakan air dalam proses produksinya. Karena itu, pengelolaan air limbah menjadi sangat penting agar tidak mencemari lingkungan. Khusus bagi industri yang menggunakan air dalam jumlah besar, seperti industri air minum dalam kemasan, mereka juga harus melakukan pemeliharaan sumber air. Tentu saja, tingkat keketatan penilaian akan disesuaikan dengan seberapa besar ketergantungan industri terhadap air.

Begitu pula dengan pengendalian pencemaran udara. Hampir semua industri menghasilkan emisi gas buang. Oleh karena itu, perusahaan harus menaati peraturan yang berlaku untuk mengendalikan pencemaran udara. Selain limbah cair dan gas, limbah padat juga perlu diperhatikan. Limbah padat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu limbah B3 dan non-B3. Keduanya harus dikelola dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Industri yang menggunakan lahan dalam skala besar, seperti pertambangan, juga harus memperhatikan pengendalian kerusakan lahan. Mereka wajib menaati peraturan yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

b. Kinerja Melampaui Kewajiban

Setelah memenuhi semua kewajiban di atas, perusahaan bisa menaikkan peringkat PROPER-nya dengan menunjukkan kinerja lingkungan yang melebihi standar. Inilah yang akan mengarahkan perusahaan menuju peringkat PROPER Hijau dan Emas.

Kriteria penilaiannya meliputi:

  1. Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment/LCA): LCA adalah metode untuk mengukur dampak lingkungan suatu produk atau jasa selama seluruh siklus hidupnya.
  2. Sistem Manajemen Lingkungan (SML): Perusahaan harus memiliki SML yang terdefinisi dengan baik, diimplementasikan secara efektif, dan terintegrasi dengan proses bisnis perusahaan.
  3. Penerapan SML: Aspek ini mencakup efisiensi energi, penurunan emisi, efisiensi air, pengelolaan limbah B3 dan non-B3, serta perlindungan keanekaragaman hayati.
  4. Pemberdayaan Masyarakat (CSR): Program CSR yang berdampak positif bagi masyarakat sekitar menjadi poin penting dalam penilaian PROPER.
  5. Tanggap Kebencanaan: Perusahaan diharapkan memiliki program dan berkontribusi dalam penanggulangan bencana di wilayah operasinya.
  6. Inovasi Sosial: Perusahaan didorong untuk mengembangkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

PROPER: Lebih dari Sekedar Penilaian

PROPER bukan hanya sekadar penilaian, tetapi juga bentuk apresiasi dan motivasi bagi perusahaan untuk terus meningkatkan kinerja lingkungannya. Dengan menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan, perusahaan tidak hanya akan memperoleh pengakuan dari pemerintah, tetapi juga meningkatkan citra perusahaan, mengurangi risiko lingkungan, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan generasi mendatang.

 

 

 

Konsultan Penyusunan Carbon Footprint Product untuk Sektor Industri Karet

Konsultan Penyusunan Carbon Footprint Product untuk Sektor Industri Karet

Sebelum penemuan karet alam, masyarakat menggunakan bahan alternatif seperti kulit hewan dan serat tanaman untuk berbagai keperluan. Namun, dengan ditemukannya karet alam, masyarakat Indonesia mulai beralih ke penggunaan karet karena sifatnya yang elastis, tahan lama, dan fleksibel. Karet menjadi bahan baku utama dalam banyak produk sehari-hari, contohnya untuk produk seperti ban, sepatu, dan alat medis.Namun, di balik manfaatnya, produk karet juga memiliki dampak lingkungan. Salah satu isu utama adalah emisi karbon yang dihasilkan dari proses produksi hingga pemakaian dan pembuangan produk karet. Penting bagi industri untuk menyadari dan mengelola jejak karbon mereka. Kami akan membahas pentingnya jejak karbon produk karet.

Lensa Lingkungan memahami pentingnya menghitung jejak karbon setiap produk yang dihasilkan oleh industri, termasuk sektor industri karet. Produk jadi industri karet, seperti ban, memiliki dampak lingkungan. Untuk mereduksi dampak ini, langkah pertama yang harus diambil adalah menghitung jejak karbon produk tersebut. Jejak karbon produk adalah total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sepanjang siklus hidup produk, mulai dari bahan baku hingga produk jadi, serta proses distribusinya.

Limbah Karet Perlu Puluhan Tahun untuk Terurai

Produk jadi industri karet, seperti ban dapat menghasilkan emisi. Misalnya, satu ban mobil dapat menghasilkan sekitar 100 kg CO2 selama proses produksinya. tidak hanya itu, ban bekas menjadi limbah yang membutuhkan waktu lama untuk terurai. Menurut penelitian, ban kendaraan dapat memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk terurai sepenuhnya. Selama proses ini, ban dapat melepaskan berbagai bahan kimia berbahaya ke lingkungan. Ini menunjukkan bahwa industri karet memiliki jejak karbon yang besar dan perlu segera diatasi. Dengan memahami jejak karbon ini, perusahaan dapat mengidentifikasi “hotspot” emisi dan merumuskan strategi untuk menguranginya.

Emisi dari Produk Karet

Industri karet berkontribusi terhadap berbagai jenis emisi, termasuk karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan nitrous oxide (N2O). Emisi ini berasal dari berbagai tahap produksi, seperti pengolahan getah karet, transportasi, dan penggunaan energi dalam proses manufaktur. Dengan melakukan analisis siklus hidup (Life Cycle Assessment/LCA), perusahaan dapat mendapatkan gambaran lengkap tentang emisi yang dihasilkan.

Industri Karet dan Jejak Karbon

Industri karet di Indonesia, khususnya produsen ban, memiliki jejak karbon yang cukup signifikan. Beberapa perusahaan besar yang beroperasi di sektor ini antara lain:

  1. PT Gajah Tunggal Tbk
  2. PT Multistrada Arah Sarana Tbk
  3. PT Suryaraya Rubberindo Industries
  4. PT Bridgestone Tire Indonesia
  5. PT Goodyear Indonesia Tbk

Perusahaan-perusahaan ini menyadari pentingnya mengurangi jejak karbon mereka dan telah mengambil berbagai langkah untuk mencapai hal tersebut. Misalnya, PT Gajah Tunggal Tbk telah mengadopsi teknologi ramah lingkungan dalam proses produksinya dan meningkatkan efisiensi energi. Sementara itu, PT Bridgestone Tire Indonesia fokus pada penggunaan bahan baku yang lebih berkelanjutan dan daur ulang produk karet.

Manfaat Mengelola Jejak Karbon untuk Pasar Internasional

Mengelola jejak karbon tidak hanya penting untuk keberlanjutan lingkungan tetapi juga untuk keuntungan bisnis, terutama bagi industri yang ingin meraih pasar ekspor. Banyak negara maju memiliki regulasi ketat terkait emisi karbon dan mewajibkan produk yang diimpor untuk memenuhi standar lingkungan tertentu. Negara-negara seperti Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan terkenal memiliki peraturan yang ketat terkait emisi karbon. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki jejak karbon yang rendah akan lebih mudah menembus pasar-pasar tersebut.

Tantangan dan Peluang dalam Mengurangi Jejak Karbon

Mengurangi jejak karbon memang bukan tugas yang mudah, namun dengan strategi yang tepat, ini bisa menjadi peluang besar. Perusahaan perlu berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan, meningkatkan efisiensi energi, dan mengadopsi praktik terbaik dalam pengelolaan limbah. Selain itu, perusahaan juga perlu transparan dalam melaporkan jejak karbon mereka dan berkomitmen untuk terus meningkatkan kinerja lingkungan. Dengan demikian, mereka tidak hanya membantu melindungi lingkungan tetapi juga meningkatkan daya saing mereka di pasar global.

Lensa Lingkungan: Mitra Anda dalam Mengelola Jejak Karbon

Sebagai perusahaan konsultan penyusunan carbon footprint product, Lensa Lingkungan siap membantu industri karet dalam mengelola jejak karbon mereka. Kami menawarkan layanan penyusunan Carbon Footprint Product yang komprehensif, mulai dari pengukuran emisi, analisis, hingga strategi pengurangan emisi. Dengan pengalaman dan keahlian kami, kami akan membantu Anda mencapai target keberlanjutan dan meraih pasar global yang lebih luas.

Mengelola jejak karbon adalah langkah penting yang harus diambil oleh industri karet untuk memastikan keberlanjutan dan daya saing mereka di masa depan. Dengan bantuan dari Lensa Lingkungan, perusahaan dapat mengembangkan strategi yang efektif untuk mengurangi emisi karbon dan memenuhi standar lingkungan internasional. Kami bekerjasama dengan Actia Carbon yang menyediakan platform perhitungan emsi gas rumah kaca. Klik disini untuk berdiskusi!

Konsultan Pendampingan Pencapaian Net Zero Emission Sektor Industri Karet

Konsultan Pendampingan Pencapaian Net Zero Emission Sektor Industri Karet

Industri karet merupakan salah satu sektor yang berkembang pesat di Indonesia. Negara ini bahkan menjadi salah satu produsen utama karet dunia. Produk-produk dari karet sangat beragam, mulai dari ban kendaraan, sol sepatu, hingga berbagai peralatan medis seperti sarung tangan dan kateter. Karet juga digunakan dalam berbagai aplikasi industri, termasuk sebagai bahan dasar dalam pembuatan isolator listrik dan peredam getaran. Namun, di balik semua manfaatnya, industri karet juga menyumbang emisi karbon yang cukup tinggi. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui berapa besar emisi yang ditimbulkan oleh industri karet untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) dan meminimalkan dampak lingkungan yang ditimbulkan.

Net Zero Emission (NZE) Mencegah Kenaikan Suhu

Saat ini permasalahan perubahan iklim semakin mendesak. Net Zero Emission berarti bahwa jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer harus seimbang dengan jumlah emisi yang diserap kembali oleh bumi. Tujuannya adalah untuk mencegah kenaikan suhu global yang dapat mengakibatkan bencana lingkungan, seperti banjir, kekeringan, dan peningkatan permukaan air laut. Industri karet, dengan segala proses produksinya, menjadi salah satu sektor yang diharuskan melakukan upaya untuk mencapai target NZE.

Potensi Penyerapan CO2 Perkebunan Karet

Perkebunan karet memiliki potensi yang sangat besar dalam penyerapan CO2. Di Indonesia, misalnya, perkebunan karet mampu menyerap sekitar 291,16 juta ton CO2 per tahun. Produksi karet alam dunia diperkirakan mencapai sekitar 13 juta ton per tahun. Penelitian menunjukkan bahwa tanaman karet dapat menyerap antara 7 hingga 32 ton CO2 per hektar per tahun, tergantung pada kondisi spesifik. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa industri karet juga menghasilkan emisi yang signifikan, terutama dari proses produksi dan pengolahan.

Meskipun tanaman karet dapat menyerap CO2, emisi yang dihasilkan selama proses produksi dapat mengurangi manfaat lingkungan dari penyerapan karbon tersebut. Limbah dari produk karet juga memerlukan waktu yang lama untuk terurai, yang dapat menyebabkan akumulasi polusi di lingkungan.

Dampak Lingkungan dari Industri Karet

Proses produksi karet menghasilkan berbagai jenis limbah dan emisi yang dapat merusak lingkungan. Salah satu masalah utama adalah emisi CO2 yang dihasilkan dari pembakaran bahan baku dan proses manufaktur. Satu studi mencatat bahwa emisi karbon dari tanaman karet bisa mencapai 2,3 ton CO2 per tanaman atau sekitar 920 ton CO2 per hektar. Limbah karet juga membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terurai, yang dapat mencapai puluhan hingga ratusan tahun. Selain itu, proses produksi karet seringkali melibatkan bahan kimia berbahaya yang dapat mencemari tanah dan air.

Target Net Zero Emission dan Hubungannya dengan Industri Karet

Indonesia telah menetapkan target untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060. Untuk mencapai target ini, diperlukan penurunan emisi di berbagai sektor, termasuk industri karet. Menurut data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Indonesia perlu menurunkan emisi sebesar 29% secara nasional dan 41% dengan bantuan internasional untuk mencapai target ini. Industri karet harus berperan aktif dalam upaya ini dengan mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan praktik produksi berkelanjutan.

Proses Kegiatan Industri Karet

Proses produksi karet melibatkan beberapa tahap, mulai dari penanaman pohon karet, penyadapan lateks, pengolahan lateks menjadi karet mentah, hingga proses manufaktur menjadi produk jadi. Setiap tahap ini menghasilkan emisi yang perlu dikurangi. Misalnya, proses penyadapan dan pengolahan lateks memerlukan energi yang cukup besar, yang seringkali berasal dari sumber energi fosil. Selain itu, proses vulkanisasi karet juga menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Perusahaan Sektor Industri Karet

  1. PT Anugerah Agung Abadi
  2. PT Nasional Bhirawa Tama
  3. PT Indo Java Rubber Planting
  4. PT Bintang Borneo Persada
  5. PT Star Rubber

Langkah Menuju Net Zero Emission untuk Industri Karet

Perusahaan sektor industri karet yang ingin mencapai NZE, perlu mempersiapkan banyak hal. Pertama-tama, perlu adanya peningkatan efisiensi energi dalam proses produksi. Ini bisa dilakukan dengan mengadopsi teknologi ramah lingkungan dan menggunakan sumber energi terbarukan. Selain itu, perlu juga adanya pengelolaan limbah yang lebih baik untuk mengurangi emisi dari limbah produk karet.

Langkah menuju NZE untuk industri karet tidaklah mudah. Dibutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak, mulai dari produsen, pemerintah, hingga konsumen. Salah satu cara efektif untuk mencapai NZE adalah dengan mendapat pendampingan dari ahli yang berpengalaman di bidang ini. Lensa Lingkungan menyediakan jasa pendampingan pencapaian Net Zero Emission untuk sektor industri karet, membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengimplementasikan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapai NZE.

Lalu, Mengapa Industri Karet Memerlukan Pendampingan Pencapaian Net Zero Emission?

Perusahaan sektor industri karet yang ingin mencapai NZE perlu melakukan berbagai langkah, mulai dari pengurangan emisi dalam proses produksi, peningkatan efisiensi energi, hingga pengelolaan limbah yang lebih baik. Salah satu langkah penting adalah penggunaan teknologi ramah lingkungan dan sumber energi terbarukan. Selain itu, perlu juga adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan karyawan dalam upaya pengurangan emisi.

Perlu diingat, pencapaian NZE bukan hanya tentang mengurangi emisi karbon, tetapi juga tentang mengubah seluruh proses bisnis dan operasional. Ini bisa mencakup perubahan dalam rantai pasokan, desain produk, hingga pengelolaan limbah. Dengan jasa pendampingan, perusahaan dapat mendapatkan panduan dan solusi yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda untuk menghadapi tantangan ini.

Konsultasi dengan Lensa Lingkungan

Jika Anda bergerak di sektor industri karet dan ingin mencapai Net Zero Emission, Lensa Lingkungan siap membantu Anda. Kami menawarkan berbagai layanan pendampingan. Kami juga dapat membantu perusahaan Anda untuk menghitung emisi gas rumah kaca (GRK) menggunakan platform penghitungan Gas Rumah Kaca (GRK) yang disedikan oleh Actia Carbon. Untuk informasi lebih lanjut, mari berkonsultasi dengan kami.

Jasa Penyusunan Laporan Pemantauan Lingkungan Sektor Industri Margarine

Jasa Penyusunan Laporan Pemantauan Lingkungan Sektor Industri Margarine

Industri margarin telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan modern, terutama dalam bidang kuliner dan pangan. Namun, sektor ini juga memunculkan berbagai permasalahan lingkungan yang cukup serius. Salah satunya karena penggunaan minyak kelapa sawit sebagai bahan dasar margarin. Penggunaan kelapa sawit sering kali dikaitkan dengan deforestasi, hilangnya habitat satwa liar, dan emisi gas rumah kaca. Selain itu, proses produksi margarin juga menghasilkan limbah yang dapat mencemari air dan tanah jika tidak dikelola dengan baik. Di sinilah pentingnya penyusunan laporan pemantauan lingkungan untuk memastikan kegiatan dari sektor industri margarin tetap beroperasi dengan cara yang ramah lingkungan.

Mengapa Margarin Menggunakan Kelapa Sawit?

Kelapa sawit adalah salah satu bahan utama dalam pembuatan margarin karena memiliki beberapa keunggulan dibandingkan minyak nabati lainnya. Minyak kelapa sawit memiliki titik leleh yang lebih tinggi, stabilitas oksidatif yang baik, serta kandungan lemak jenuh dan tak jenuh yang seimbang. Selain itu, kelapa sawit juga lebih efisien dalam hal produktivitas per hektar tanah, sehingga lebih ekonomis dan berkelanjutan dari segi penggunaan lahan.

Apa Bedanya Margarin dengan Butter?

Butter dan margarin sering kali dibandingkan karena keduanya digunakan sebagai bahan olesan dan dalam masakan. Butter terbuat dari krim susu yang dikocok, butter memiliki rasa yang lebih kaya dan tekstur yang creamy sementara margarin dibuat dari minyak nabati seperti kelapa sawit, kedelai, atau bunga matahari yang dihidrogenasi. Margarin lebih serbaguna dan memiliki kandungan lemak yang bervariasi.  Selain itu, margarin biasanya lebih murah dan memiliki umur simpan yang lebih panjang dibandingkan butter.

Industri Margarin Baik atau Buruk bagi Lingkungan?

Terbuat dari minyak nabati, margarin biasanya lebih murah dan dianggap lebih sehat karena mengandung lebih sedikit lemak jenuh. Namun, muncul pertanyaan “apakah margarin benar-benar ramah lingkungan?”

Kebanyakan margarin dibuat dari minyak kelapa sawit, minyak kanola, atau minyak kedelai yang lebih murah dan mudah didapat. Seperti yang kita ketahui, minyak nabati berasal dari tumbuhan yang bisa diperbarui setiap tahun, menjadikannya sumber terbarukan yang lebih berkelanjutan dibandingkan sumber hewani.

Namun, ada juga kerugian yang perlu dipertimbangkan. Produksi minyak kelapa sawit, misalnya, sering dikaitkan dengan penebangan hutan atau deforestasi. Ini menyebabkan hilangnya habitat bagi hewan liar dan peningkatan emisi karbon yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Selain itu, pertanian intensif untuk tanaman minyak sering menggunakan banyak pestisida dan pupuk kimia yang merusak tanah dan air.

Dampak Industri Margarin terhadap Lingkungan

Proses produksi margarin juga memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Dari sisi keuntungan, produksi margarin membutuhkan energi yang lebih sedikit dibandingkan produksi mentega. Banyak pabrik margarin juga menggunakan teknologi canggih yang lebih efisien dan kurang menghasilkan limbah. Namun, proses hidrogenasi yang digunakan untuk mengeraskan minyak nabati menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berkontribusi pada pemanasan global. Di samping itu, pabrik margarin menghasilkan limbah kimia yang bisa mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu contoh limbah gas yang mungkin dihasilkan adalah Gas Hidrogen Sulfida (H2S), yang dapat terbentuk dari reaksi kimia yang melibatkan sulfur dalam proses produksi margarin. Selain itu, Gas Metana (CH4) juga dapat dihasilkan dari dekomposisi organik yang tidak sempurna, sementara Gas Asam Sulfat muncul dari reaksi kimia yang melibatkan sulfur dan asam.

Seperti banyak produk lainnya, dampak margarin terhadap lingkungan tergantung pada bagaimana bahan baku diperoleh dan bagaimana proses produksinya dilakukan. Jika kelapa sawit yang digunakan ditanam secara berkelanjutan dan proses produksinya efisien serta minim limbah, margarin dapat menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dibandingkan mentega. Namun, jika tidak dikelola dengan baik, industri margarin dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pemantauan dan pengelolaan lingkungan yang tepat sangat penting.

Apa Itu Laporan Pemantauan Lingkungan?

Laporan Pemantauan Lingkungan adalah dokumen yang berisi data dan informasi mengenai kondisi lingkungan di sekitar lokasi industri. Laporan ini mencakup berbagai aspek seperti kualitas air, udara, tanah, serta flora dan fauna. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kegiatan industri tidak merusak lingkungan dan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Manfaat Laporan Pemantauan Lingkungan

Laporan Pemantauan Lingkungan memiliki beberapa kegunaan dan manfaat penting bagi industri margarin. Laporan ini membantu memastikan perusahaan mematuhi peraturan lingkungan yang berlaku, sehingga menghindari pelanggaran hukum. Selain itu, laporan ini juga berperan dalam mengidentifikasi potensi masalah lingkungan yang mungkin timbul akibat kegiatan industri, yang memungkinkan perusahaan untuk segera mengambil tindakan pencegahan. Laporan pemantauan lingkungan ini membantu mengurangi risiko hukum dan finansial yang mungkin timbul akibat pelanggaran aturan lingkungan, sehingga melindungi perusahaan dari potensi kerugian besar.

4 Aspek Laporan Pemantauan Lingkungan

Dalam laporan pemantauan lingkungan, terdapat beberapa aspek yang harus dipantau untuk memastikan bahwa kegiatan industri tidak merusak ekosistem sekitar. Pertama, melakukan pemantauan kualitas air untuk mengukur tingkat polutan dalam air yang digunakan atau dibuang oleh industri, memastikan tidak ada bahan berbahaya yang dapat mencemari sumber air alami dan mengancam kesehatan manusia serta ekosistem akuatik.

Kedua, kualitas udara. Emisi gas dan partikel yang dilepaskan ke udara oleh kegiatan industri memiliki potensi besar untuk menyebabkan polusi udara, yang bisa berdampak negatif pada kesehatan masyarakat dan lingkungan. Pemantauan ini mencakup pengukuran konsentrasi berbagai polutan seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan partikel debu.

Ketiga, kualitas tanah tidak kalah penting untuk dipantau. Tanah di sekitar lokasi industri bisa terkontaminasi oleh limbah berbahaya yang dibuang secara tidak bertanggung jawab. Pemantauan kualitas tanah bertujuan untuk mendeteksi adanya kontaminasi logam berat, bahan kimia beracun, dan senyawa organik yang dapat merusak struktur dan fungsi tanah, serta mengancam makhluk hidup yang bergantung pada tanah tersebut.

Keempat, aspek terakhir yang harus dipantau adalah dampak kegiatan industri terhadap flora dan fauna. Keanekaragaman hayati di sekitar lokasi industri perlu diawasi untuk memastikan bahwa aktivitas manusia tidak menyebabkan kerusakan habitat, penurunan populasi spesies, atau bahkan kepunahan. Pemantauan ini penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem serta mencegah hilangnya spesies yang memiliki peran penting dalam rantai makanan dan fungsi ekosistem.

Cakupan Laporan Pemantauan Lingkungan

Laporan Pemantauan Lingkungan harus mencakup beberapa komponen utama, antara lain:

  1. Ringkasan Eksekutif: Gambaran umum tentang hasil pemantauan.
  2. Metodologi: Penjelasan tentang metode yang digunakan dalam pemantauan.
  3. Data dan Analisis: Data pemantauan dan analisisnya.
  4. Kesimpulan dan Rekomendasi: Kesimpulan dari hasil pemantauan dan rekomendasi untuk perbaikan.

Laporan Pemantauan Lingkungan Membantu Industri Margarin

Industri margarin memerlukan jasa penyusunan laporan pemantauan lingkungan untuk memastikan bahwa operasional mereka sesuai dengan peraturan lingkungan yang berlaku dan tidak merusak lingkungan. Dengan menggunakan jasa profesional seperti Lensa Lingkungan, perusahaan dapat mendapatkan laporan yang akurat dan sesuai standar yang berlaku. Ini tidak hanya membantu dalam mematuhi peraturan lingkungan tetapi juga meningkatkan citra perusahaan sebagai perusahaan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Daftar 5 Perusahaan yang Memproduksi Margarin di Indonesia

Berikut adalah daftar 5 perusahaan yang memproduksi margarin di Indonesia:

  1. PT Salim Ivomas Pratama Tbk
  2. PT Wilmar Nabati Indonesia
  3. PT Sinar Meadow International Indonesia
  4. PT. Bina Karya Prima
  5. Royal Golden Eagle Group (RGE)

Dengan menggunakan jasa penyusunan laporan pemantauan lingkungan dari Lensa Lingkungan, industri margarin dapat memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab, sambil tetap memenuhi kebutuhan pasar dan mempertahankan keberlanjutan bisnis.

Jasa Pendampingan PROPER Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Jasa Pendampingan PROPER Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Minyak goreng kelapa sawit telah menjadi salah satu komoditas penting dalam industri perkebunan dan industri kelapa sawit di Indonesia. Awal mula ditemukannya minyak goreng kelapa sawit dapat ditelusuri kembali pada tahun 1917 ketika perusahaan pertama yang memproduksi minyak goreng kelapa sawit didirikan di Malaysia. Pada saat itu, minyak goreng kelapa sawit diproduksi sebagai alternatif minyak goreng yang lebih murah dan lebih berlimpah daripada minyak goreng yang berasal dari biji-bijian.

Alasan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Memerlukan Jasa Pendampingan PROPER

Industri minyak goreng kelapa sawit memerlukan jasa pendampingan PROPER karena beberapa alasan penting. Pertama, industri ini memiliki dampak lingkungan yang cukup serius. Proses pengolahan minyak goreng kelapa sawit dapat menghasilkan limbah berbahaya dan emisi gas yang berpotensi merusak lingkungan. Kedua, industri ini juga memiliki potensi untuk menghemat sumber daya dan meningkatkan efisiensi operasional. Dengan demikian, jasa pendampingan PROPER dapat membantu perusahaan dalam mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan kinerja operasional.

Manfaat PROPER bagi Perusahaan Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

Manfaat PROPER bagi perusahaan industri minyak goreng kelapa sawit sangat signifikan. Berikut beberapa manfaat utama:

  1. Mengurangi Dampak Lingkungan: PROPER membantu perusahaan dalam mengurangi emisi gas dan limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak goreng kelapa sawit. Dengan demikian, perusahaan dapat mengurangi beban pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas udara dan air.
  2. Meningkatkan Efisiensi Energi: PROPER mensyaratkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi konsumsi bahan bakar. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menghemat biaya operasional dan meningkatkan kinerja produksi.
  3. Meningkatkan Kualitas Air: PROPER juga mensyaratkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi air dan mengurangi beban pencemaran air. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam menjaga kualitas air dan menghindari biaya yang diperlukan untuk membersihkan air yang tercemar.
  4. Meningkatkan Kinerja Operasional: Dengan melakukan benchmarking dengan perusahaan lain, perusahaan dapat mengetahui posisinya dalam hal efisiensi dan dapat meningkatkan kinerja operasionalnya.
  5. Meningkatkan Kepercayaan Masyarakat: Perusahaan yang telah menerapkan PROPER dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk dan jasa yang ditawarkan. Hal ini dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan penjualan dan meningkatkan reputasi perusahaan.
  6. Akses ke Pasar Internasional: Beberapa pasar internasional menuntut standar lingkungan yang tinggi. Dengan meraih PROPER, perusahaan dapat lebih mudah menembus pasar-pasar tersebut.

Dampak Negatif Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

  1. Deforestasi: Pembukaan lahan untuk perkebunan kelapa sawit sering kali menyebabkan deforestasi yang masif.
  2. Keanekaragaman Hayati: Deforestasi dan penggunaan pestisida dapat mengurangi keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.
  3. Emisi Gas Rumah Kaca: Proses produksi dan pengolahan minyak kelapa sawit menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
  4. Pencemaran Air: Limbah dari pabrik pengolahan minyak kelapa sawit dapat mencemari sumber air setempat.
  5. Sosial Ekonomi: Konflik lahan dan pelanggaran hak asasi manusia sering kali terjadi dalam industri ini.

Meraih PROPER KLHK

Untuk meraih PROPER dari KLHK, perusahaan minyak goreng kelapa sawit perlu melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Audit Lingkungan: Melakukan audit lingkungan secara berkala untuk mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan.
  2. Implementasi Sistem Manajemen Lingkungan (SML): Mengadopsi SML yang sesuai dengan standar internasional seperti ISO 14001.
  3. Pelatihan Karyawan: Memberikan pelatihan kepada karyawan mengenai praktik ramah lingkungan dan kepatuhan terhadap regulasi.
  4. Pengelolaan Limbah: Mengadopsi teknologi dan metode pengelolaan limbah yang efektif.
  5. Penggunaan Energi Terbarukan: Beralih ke sumber energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon.
  6. Pelaporan dan Dokumentasi: Menyusun laporan dan dokumentasi yang lengkap mengenai upaya dan hasil pengelolaan lingkungan.
  7. Partisipasi dalam Program Keberlanjutan: Berpartisipasi dalam inisiatif dan program keberlanjutan yang diakui secara internasional.

5 Perusahaan di Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit

  1. PT Astra Agro Lestari Tbk
  2. PT Musim Mas
  3. PT SMART Tbk
  4. PT Asian Agri
  5. PT Tunas Baru Lampung

Contoh Perusahaan yang Berhasil Meraih PROPER

Salah satu perusahaan produsen minyak goreng kelapa sawit yang berhasil meraih POPER 2023 adalah PT Musim Mas, strategi yang diterapkan untuk meraih PROPER diantaranya adalah:

  1. Pengelolaan Limbah yang Ramah Lingkungan:
    • Zero Waste: Menerapkan zero waste dengan mengelola limbah padat, cair, dan gas.
  2. Pengelolaan Lahan yang Berkelanjutan:
    • No Deforestation, No Peat, No Exploitation (NDPE): PT Musim Mas menegaskan bahwa semua rantai pasokannya telah menerapkan NDPE
  3. Pengelolaan Energi yang Efisien:
    • Penggunaan Listrik dari Limbah Gas: Listrik yang dihasilkan dari proses methan capture digunakan untuk operasional dan perumahan pekerja di lokasi perkebunan dan pabrik.
  4. Pemberdayaan Masyarakat dan Komunitas:
    • Memberdayakan masyarakat dan komunitas menggalakan Program Masyarakat Bebas Api dan Program Pemberdayaan
  5. Konservasi dan Pengelolaan Lahan yang Lebih dari Persyaratan (Beyond Compliance):
    • PT Musim Mas memiliki lebih dari 28 ribu hektar lahan yang diperuntukkan bagi konservasi
  6. Benchmarking dan Peningkatan Kinerja:
    • Melakukan benchmarking dengan perusahaan lain baik dalam skala nasional, regional, atau internasional untuk meningkatkan kinerja dan implementasi praktik yang berkelanjutan.

Jasa Pendampingan PROPER Sektor Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit di Lensa Lingkungan

Lensa Lingkungan, perusahaan konsultan lingkungan yang berdedikasi untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja operasional dan mengurangi dampak lingkungan. Dengan jasa pendampingan PROPER, Lensa Lingkungan dapat membantu perusahaan dalam:

  1. Mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan: Lensa Lingkungan dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan sistem manajemen lingkungan yang efektif dan efisien.
  2. Mengidentifikasi Potensi Dampak Lingkungan: Lensa Lingkungan dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi potensi dampak lingkungan yang dapat dihasilkan dari proses pengolahan minyak goreng kelapa sawit.
  3. Mengembangkan Strategi Pengurangan Dampak Lingkungan: Lensa Lingkungan dapat membantu perusahaan dalam mengembangkan strategi pengurangan dampak lingkungan yang efektif dan efisien.
  4. Mengadakan Benchmarking dengan Perusahaan Lain: Lensa Lingkungan dapat membantu perusahaan dalam mengadakan benchmarking dengan perusahaan lain untuk mengetahui posisinya dalam hal efisiensi dan dapat meningkatkan kinerja operasionalnya.

 

Selain beberapa strategi tersebut, Lensa Lingkungan dapat membantu perusahaan industri minyak goreng kelapa sawit dalam meningkatkan kinerja operasional dan mengurangi dampak lingkungan untuk meraih PROPER dengan strategi yang unik dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan perusahaan. Klik disini untuk berbincang dengan Tim PROPER kami.

 

Melihat lingkungan dari sebuah lensa, menyadarkan diri pentingnya menjaga lingkungan untuk anak cucu kita

Hubungi Kami

Kantor Operasional:

Jakarta:

Office 8 – Senopati
Jl. Senopati Jl. Jenderal Sudirman No. 8B, SCBD, Kebayoran Baru, South Jakarta City, Jakarta 12190

Surabaya:

Ruko Puncak CBD no 8F APT, Jl. Keramat I, RT.003/RW.004, Jajar Tunggal, Kec. Wiyung, Surabaya, Jawa Timur, 60229

Jam Kerja: 08.00 – 16.00 WIB (Senin sd Jumat)

Email : lensa@lensalingkungan.com

Temukan Kami

Chat Kami
Butuh info lebih? Kontak kami
Halo 👋
kami adalah konsultan lingkungan, apakah ada yang bisa dibantu?